Saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR), menjadi salah satu saham konsumer paling populer di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan ini dikenal luas karena portofolio produknya yang dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat, mulai dari kebutuhan rumah tangga, perawatan tubuh, hingga produk makanan dan minuman.
Dengan basis konsumen yang besar dan brand awareness yang kuat, UNVR sering dipandang sebagai saham defensif yang relatif tahan terhadap gejolak ekonomi.
Sebagai salah satu pemain utama di sektor Fast Moving Consumer Goods (FMCG), kinerja Unilever Indonesia sangat dipengaruhi oleh daya beli masyarakat, tren konsumsi, serta inovasi produk. Hal ini membuat saham UNVR kerap menjadi pilihan investor yang mencari kestabilan, dividen rutin, dan prospek jangka panjang.
Namun, di tengah persaingan industri yang semakin ketat dan dinamika pasar modal yang penuh tantangan, bagaimana sebenarnya prospek saham UNVR ke depan? Apakah strategi pertumbuhan perusahaan, konsistensi dalam membagikan dividen, serta peluang jangka panjang di sektor konsumer Indonesia masih cukup kuat untuk menjadikannya pilihan investasi menarik?.
Profil Singkat UNVR
Unilever Indonesia berdiri sejak 5 Desember 1933 dan kini menjadi salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) terbesar di Tanah Air. Perusahaan ini mulai melantai di bursa pada 1982 setelah melakukan penawaran saham perdana pada 1981.
Berpusat di Tangerang, Unilever mengelola lebih dari 40 merek populer, antara lain Pepsodent, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Rinso, Sunlight, Royco, hingga Bango. Produksinya ditopang oleh 9 pabrik yang berlokasi di kawasan industri Jababeka, Cikarang, dan Rungkut, Surabaya, dengan lebih dari 4.000 karyawan. Seluruh pabrik dan produknya juga telah tersertifikasi halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Sumber: UNVR 1H25 Earnings Call
Seiring perjalanan panjangnya, Unilever Indonesia dikenal sebagai perusahaan yang menekankan keberlanjutan. Komitmen tersebut diwujudkan sejak 2010 lewat strategi Unilever Sustainable Living Plan (USLP), yang kemudian diperkuat dengan strategi baru bertajuk The Unilever Compass.
Melalui strategi ini, perusahaan berfokus pada tiga hal utama: menjaga kelestarian lingkungan, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, serta mendorong terciptanya masyarakat yang lebih adil dan inklusif.
Dengan fondasi tersebut, Unilever Indonesia berupaya tidak hanya tumbuh sebagai perusahaan, tetapi juga memberi dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat luas.
Kinerja Keuangan UNVR 1H25
Sumber: UNVR 1H25 Earnings Call
Pada paruh pertama 2025, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) membukukan penjualan bersih sebesar Rp18,2 triliun dengan laba bersih Rp2,2 triliun. Secara tahunan, penjualan bersih terkoreksi 4,4% dan laba bersih turun 12,6%.
Namun, bila dibandingkan dengan semester II 2024 (2H24), kinerja perusahaan menunjukkan perbaikan signifikan dengan pertumbuhan penjualan 13,1% dan lonjakan laba bersih hingga 139%.
Dari sisi profitabilitas, margin kotor turun 161 basis poin year-on-year, tetapi meningkat 305 basis poin dibandingkan 2H24. Margin laba sebelum pajak juga terkoreksi 111 basis poin year-on-year, meski naik tajam 819 basis poin dibandingkan 2H24 menjadi 15,5%.
Sementara itu, belanja iklan dan promosi naik menjadi 8,9% dari penjualan bersih, menegaskan strategi perusahaan dalam menjaga ekuitas dan keterlibatan konsumen.
Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, menekankan bahwa meski kinerja semester I 2025 masih lebih rendah dari tahun sebelumnya, terdapat perbaikan bertahap dibandingkan semester II 2024.
Menurutnya, sejumlah merek inti yang menyumbang 55% portofolio telah mencatat pertumbuhan, menandakan ketangguhan portofolio perusahaan. Ia optimistis momentum ini akan menjadi landasan untuk pemulihan pertumbuhan mulai Kuartal III 2025.
Prospek UNVR
Prospek UNVR ke depan akan banyak ditentukan oleh kemampuan perusahaan beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen dan dinamika pasar. Inovasi produk, penetrasi ke kanal digital, serta penguatan distribusi menjadi faktor kunci dalam menjaga pertumbuhan.
Selain itu, tren keberlanjutan yang semakin diperhatikan konsumen membuka peluang baru bagi Unilever untuk memperkuat relevansi produknya di pasar.
Sumber: UNVR 1H25 Earnings Call
Dari sisi strategi bisnis, Unilever Indonesia menekankan tiga pilar utama untuk menopang kinerja jangka panjang: memperkuat merek inti, menciptakan pasar baru, serta meningkatkan efektivitas distribusi.
Pada semester I 2025, beberapa merek unggulan seperti Pepsodent, Bango, Royco, Sunlight, Axe, dan Clear mencatat pertumbuhan positif, seiring perbaikan di aspek produk, harga, promosi, distribusi, kemasan, hingga positioning.
Upaya memperluas pasar juga terlihat dari strategi menyasar segmen atas melalui produk premium kategori Beauty & Wellbeing, yang mencatat pertumbuhan 36%. Sementara di segmen bawah, perusahaan menghadirkan produk dengan harga terjangkau seperti Sabun Batang Lifebuoy, Bango Magic Rp1.000, serta Rinso kemasan Rp500. Strategi ini membuat Unilever mampu menjangkau konsumen dari berbagai lapisan pasar.
Dari sisi distribusi, perusahaan memperkuat model go-to-market dengan menjaga ketersediaan stok, memperluas jangkauan distribusi langsung, meningkatkan kapasitas tenaga penjualan, dan mengoptimalkan variasi produk sesuai kebutuhan lokal. Upaya ini mendorong penjualan harian lebih kuat sekaligus meningkatkan efisiensi rantai distribusi.
Strategi Investasi Jangka Panjang
Dalam lima tahun terakhir, harga saham UNVR mengalami koreksi yang cukup dalam, hingga mencapai lebih dari 70%. Tren ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi industri FMCG, mulai dari pergeseran selera konsumen hingga tekanan margin akibat biaya promosi dan bahan baku yang meningkat.
Alhasil, saham UNVR tidak lagi menjadi pilihan utama bagi investor yang mengejar pertumbuhan harga saham agresif.
Bagi investor jangka panjang, posisi UNVR lebih tepat dipandang sebagai saham defensif dengan keunggulan pada konsistensi dividen. Meski valuasinya saat ini relatif lebih rendah dibanding periode sebelumnya, pemulihan harga membutuhkan katalis kuat yang belum sepenuhnya terlihat.
Strategi inovasi produk dan transformasi distribusi memang berjalan, tetapi hasilnya kemungkinan baru terasa dalam jangka menengah hingga panjang. Dengan demikian, saham UNVR lebih cocok sebagai pelengkap dalam portofolio yang mengutamakan stabilitas, bukan sebagai sumber utama pertumbuhan nilai.
Bagi investor yang mencari capital gain besar, opsi lain di sektor berbeda mungkin menawarkan prospek yang lebih menarik.
Disclaimer:
Informasi yang disajikan hanya untuk tujuan edukasi dan tidak dimaksudkan sebagai ajakan atau saran untuk membeli maupun menjual saham. Segala keputusan investasi saham memiliki risiko yang perlu dipahami, diantisipasi, dan menjadi tanggung jawab masing-masing investor.