Industri otomotif selalu menjadi salah satu sektor yang menarik perhatian investor, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Di tengah ketatnya persaingan, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) muncul sebagai salah satu pemain kunci yang memiliki sejarah panjang dan prospek yang menjanjikan.
Dengan portofolio merek yang beragam, bagaimana sebenarnya kinerja saham IMAS dan apa saja faktor yang mendorong potensi pertumbuhannya di masa depan?
Profil Singkat IMAS
Sumber: IMAS Annual Report
PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) merupakan salah satu pemain besar di industri otomotif Indonesia. Berdiri sejak tahun 1976 dengan nama PT Indomobil Investment Corporation, perusahaan ini kemudian melakukan merger dengan PT Indomulti Inti Industri Tbk pada 1997 dan resmi dikenal dengan nama yang kita kenal sekarang. Kantor pusatnya berlokasi di Wisma Indomobil I, Jakarta Timur.
Sebagai induk dari kelompok usaha otomotif yang terintegrasi, IMAS memiliki berbagai anak usaha yang bergerak di banyak lini, mulai dari distribusi kendaraan, pembiayaan otomotif, perakitan kendaraan, hingga penyediaan suku cadang. Tidak hanya mobil penumpang, portofolio IMAS juga mencakup kendaraan roda dua, truk, bus, hingga alat berat.
Melalui jaringan distribusi dan layanan purna jual 3S (Sales, Service, Spare parts) yang tersebar di seluruh Indonesia, IMAS memegang lisensi dan menjadi distributor resmi untuk berbagai merek global ternama, seperti Suzuki, Nissan, Hino, Volkswagen, Volvo, Renault, Audi, hingga merek alat berat seperti John Deere dan Zoomlion.
Dengan bisnis yang terdiversifikasi, IMAS tidak hanya bergantung pada penjualan kendaraan baru, tetapi juga memperkuat posisinya lewat segmen pendukung seperti suku cadang dengan merek IndoParts, layanan pembiayaan kendaraan, hingga jasa persewaan.
Keberhasilan IMAS tidak lepas dari upaya perusahaan dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Lewat pelatihan, seminar, hingga praktik kerja lapangan, IMAS terus mendorong peningkatan kompetensi karyawan agar mampu beradaptasi dengan perkembangan industri otomotif yang semakin dinamis.
Hingga kini, sinergi seluruh lini bisnis dan karyawan menjadikan IMAS sebagai salah satu perusahaan otomotif terkemuka yang tetap relevan dan kompetitif di tengah ketatnya persaingan industri.
Kinerja Keuangan IMAS 1H25
Keterangan (dalam Jutaan Rupiah) |
1H25 |
1H24 |
YoY Growth |
Pendapatan Neto |
14.760.505 |
14.394.439 |
+2,54% |
Beban Pokok Pendapatan |
11.668.574 |
11.470.162 |
+1,73% |
Laba Kotor |
3.091.931 |
2.924.727 |
+5,72% |
Laba Usaha |
1.394.349 |
1.213.765 |
+14,88% |
Laba Sebelum Pajak |
347.950 |
264.986 |
+31,31% |
Laba Periode Berjalan |
127.653 |
100.090 |
+27,58% |
➤ Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk |
43.157 |
39.460 |
+9,37% |
➤ Diatribusikan kepada Kepentingan Nonpengendali |
84.496 |
60.630 |
+39,42% |
Total Penghasilan Komprehensif |
73.290 |
95.407 |
-23,20% |
Laba per Saham Dasar (Rp penuh) |
10,80 |
9,88 |
+9,30% |
Sumber: IMAS 1H25 Financial Statement, Compiled
PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) menutup paruh pertama 2025 dengan kinerja yang cukup solid. Pendapatan neto tumbuh 2,5% YoY menjadi Rp14,76 triliun. Pertumbuhan pendapatan ini diikuti dengan efisiensi beban pokok, sehingga laba kotor naik 5,7% YoY menjadi Rp3,09 triliun.
Perbaikan kinerja operasional juga terlihat dari laba usaha yang meningkat 14,9% YoY menjadi Rp1,39 triliun. Lonjakan yang lebih signifikan terjadi pada laba sebelum pajak yang naik 31,3% YoY, mencerminkan peningkatan profitabilitas di tengah biaya yang relatif terjaga.
Namun, bila dilihat dari sisi laba bersih, pertumbuhannya tidak terlalu besar pada porsi yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk. Laba bersih induk hanya tumbuh 9,4% YoY menjadi Rp43,16 miliar, sementara porsi laba nonpengendali melonjak 39,4% YoY menjadi Rp84,50 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi laba lebih banyak datang dari anak usaha yang porsi kepemilikannya tidak sepenuhnya dimiliki IMAS.
Segmen Usaha (dalam Jutaan Rupiah) |
Pendapatan Neto |
Kontribusi Pendapatan |
Laba Kotor |
Kontribusi Laba Kotor |
Laba Usaha |
Kontribusi Laba Usaha |
Laba (Rugi) Bersih |
Kontribusi Laba Bersih |
Otomotif |
11.718.291 |
79,4% |
1.862.810 |
60,3% |
15.951 |
1,1% |
(1.902.400) |
-4.409% |
Jasa Keuangan & Logistik |
2.642.466 |
17,9% |
1.068.991 |
34,6% |
539.472 |
38,7% |
864.561 |
2.004% |
Lain-lain |
399.748 |
2,7% |
557.562 |
18,0% |
838.926 |
60,2% |
922.929 |
2.139% |
Total Konsol. |
14.760.505 |
100% |
3.091.931 |
100% |
1.394.349 |
100% |
43.157 |
100% |
Sumber: IMAS 1H25 Financial Statement, Compiled
Jika diperhatikan lebih lanjut, kinerja IMAS memperlihatkan kontras antar segmen usahanya. Segmen otomotif yang menjadi core business masih tertekan, menyumbang hampir 80% pendapatan namun mencatat rugi bersih besar hingga Rp1,9 triliun.
Sebaliknya, segmen jasa keuangan & logistik serta lain-lain tampil sebagai penopang utama. Keduanya memberikan kontribusi signifikan terhadap laba usaha dan laba bersih, sehingga secara konsolidasi IMAS masih mampu membukukan laba bersih tipis Rp43 miliar. Kondisi ini menunjukkan bahwa keberlanjutan profitabilitas perseroan saat ini lebih banyak bertumpu pada diversifikasi usaha di luar otomotif.
Untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai dunia investasi, jangan lupa untuk follow media sosial BRI Danareksa Sekuritas: Instagram @bridanareksa, YouTube BRI Danareksa Sekuritas, TikTok @bridsofficial, dan Telegram BRIDS Official Channel. Stay updated!