Kalau berbicara soal kawasan industri, nama Kota Deltamas hampir selalu masuk dalam daftar. Berlokasi di timur Jakarta, kawasan ini bukan hanya menawarkan lahan industri siap pakai, tetapi juga hunian dan fasilitas penunjang yang lengkap.
Di balik pengembangannya, ada PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS), emiten yang sering menjadi incaran investor karena landbank luas, infrastruktur mumpuni, dan potensi bisnis yang terus berkembang seiring derasnya investasi asing masuk ke Indonesia.
Profil Singkat DMAS
Sumber: 1H25 DMAS Corporate Presentation
PT Puradelta Lestari Tbk. adalah pengembang kawasan terpadu Kota Deltamas, yang berlokasi di Cikarang Pusat, dengan luas area pengembangan mencapai sekitar 3.200 hektar.
Kota Deltamas merupakan Kawasan bernilai tinggi di timur Jakarta dengan Lokasi yang strategis, cadangan lahan yang luas, akses tol langsung, serta fasilitas dan infrastruktur yang sangat memadai.
PT Puradelta Lestari Tbk., terus mengembangkan infrastruktur kelas dunia yang mendukung self-sustained integrated township, terdiri atas area industri, hunian, dan komersial serta mengembangkan fasilitas-fasilitas yang menjamin standar hidup pekerja di kawasan industri, baik bagi penghuni maupun untuk masyarakat di sekitarnya.
Beragam fasilitas baru terus bermunculan di kawasan tersebut, mulai dari institusi pendidikan, apartemen sewa, dan rencana pembangunan pusat komersial di Kota Deltamas. Di samping itu, Kota Deltamas didukung oleh pengelolaan kota yang baik, termasuk jaminan keamanan, kebersihan, dan kenyamanan, serta tata kota yang komprehensif.
Sumber: 1H25 DMAS Corporate Presentation
Pemegang saham mayoritas dan pengendali dari PT Puradelta Lestari Tbk. adalah PT Sumber Arusmulia (57,28%), yang merupakan bagian dari Sinar Mas Land, pengembang terkemuka di Indonesia, dan Sojitz Corporation (25,00%), perusahaan general trading dari Jepang dengan jaringan di lebih dari 50 negara di dunia.
Kinerja Keuangan DMAS 1H25
Sumber: 1H25 DMAS Corporate Presentation
Secara keuangan, DMAS membukukan pendapatan usaha sebesar Rp613,4 miliar pada paruh pertama 2025. Kontribusi terbesar tetap datang dari segmen industri, yang mencapai sekitar Rp553,5 miliar atau hampir 90% dari total pendapatan.
Segmen lain yang ikut menopang adalah hunian sebesar Rp26,3 miliar, komersial Rp17,4 miliar, sewa Rp8,3 miliar, dan hotel Rp7,9 miliar. Permintaan dari sektor data center tercatat sebagai motor utama penjualan lahan industri.
Sumber: 1H25 DMAS Corporate Presentation
Dari sisi profitabilitas, DMAS mencatatkan laba kotor Rp429,6 miliar dengan margin laba kotor mencapai 70,1%. Laba usaha tercatat Rp328 miliar dengan margin 53,5%, sementara laba bersih paruh pertama 2025 mencapai Rp433 miliar, menghasilkan margin bersih tinggi di level 70,6%.
Fundamental keuangan perusahaan juga terbilang solid. Hingga 30 Juni 2025, total aset mencapai Rp6,7 triliun, dengan kas dan setara kas sebesar Rp594,4 miliar. Liabilitas hanya sekitar Rp409 miliar, sementara ekuitas bersih tercatat Rp6,2 triliun.
Dengan struktur keuangan yang sehat, DMAS memiliki ruang yang cukup luas untuk terus mengembangkan Kota Deltamas sebagai kawasan terpadu modern di timur Jakarta, yang memadukan fungsi industri, komersial, dan hunian dalam satu ekosistem.
Prospek Bisnis Kawasan Industri DMAS
Kawasan industri memiliki karakteristik yang erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi dan realisasi investasi. Ketika aktivitas investasi meningkat, permintaan lahan industri biasanya ikut terdongkrak. Dalam konteks ini, DMAS memiliki beberapa faktor pendorong yang membuat prospeknya menarik:
- Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi
Peningkatan investasi, khususnya dari arus foreign direct investment (FDI), menjadi katalis utama bagi sektor kawasan industri. Banyak proyek manufaktur dan industri global yang mencari lokasi dengan kesiapan lahan dan infrastruktur yang baik.
Kota Deltamas hadir menjawab kebutuhan tersebut dengan menyediakan kawasan industri modern yang terintegrasi dengan fasilitas hunian dan komersial.
- Lonjakan Permintaan Lahan untuk Pusat Data (Data Center)
Transformasi digital yang masif mendorong kebutuhan akan pusat data di Indonesia. Perusahaan teknologi berskala besar membutuhkan lahan luas, pasokan listrik stabil, serta akses infrastruktur yang andal.
DMAS dengan cadangan lahan luas dan infrastruktur modern menjadi salah satu destinasi favorit untuk pembangunan data center. Segmen ini berpotensi menjadi motor pertumbuhan baru yang dapat menjaga kinerja DMAS tetap solid dalam jangka panjang.
- Lokasi dan Infrastruktur yang Unggul
Kota Deltamas berlokasi di Cikarang, kawasan industri utama di timur Jakarta. Lokasinya memiliki nilai tambah logistik karena terhubung langsung dengan jalan tol Jakarta–Cikampek serta berdekatan dengan Bandara Internasional Kertajati dan Pelabuhan Patimban.
Keunggulan ini menjadikan Kota Deltamas bukan hanya menarik bagi investor domestik, tetapi juga sangat kompetitif bagi perusahaan multinasional yang ingin menjadikan Indonesia sebagai basis produksi maupun distribusi.
Strategi Investasi Saham DMAS
Saham DMAS menarik untuk dijadikan pilihan investasi karena fundamentalnya yang solid, landbank luas, dan prospek cerah dari permintaan lahan industri, khususnya untuk pusat data.
Sumber: Investing
Bagi investor jangka panjang, DMAS layak dikoleksi berkat potensi pertumbuhan yang berkelanjutan sekaligus rekam jejak pembagian dividen dengan yield tinggi, yang sering kali menjadi daya tarik utama.
Di sisi lain, bagi trader atau investor jangka pendek, pergerakan harga DMAS kerap dipengaruhi oleh pencapaian marketing sales atau berita masuknya tenant baru, sehingga bisa dimanfaatkan sebagai peluang trading berbasis sentimen.
Secara keseluruhan, DMAS menawarkan kombinasi menarik: stabilitas bisnis, prospek pertumbuhan kawasan industri, dan dividen yang konsisten, menjadikannya saham yang patut dipertimbangkan dalam portofolio investasi.
Disclaimer:
Informasi yang disajikan hanya untuk tujuan edukasi dan tidak dimaksudkan sebagai ajakan atau saran untuk membeli maupun menjual saham. Segala keputusan investasi saham memiliki risiko yang perlu dipahami, diantisipasi, dan menjadi tanggung jawab masing-masing investor.