Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) selalu menjadi salah satu primadona di kalangan investor, baik pemula maupun profesional. Selain reputasinya sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, daya tarik utamanya seringkali terletak pada dividennya yang konsisten dan menggiurkan. 

Namun, apakah hanya dividen yang membuat BBRI layak untuk dipertimbangkan? Lalu bagaimana kinerja keuangan BBRI yang terbaru? Mari kita ulas lebih dalam.

Fundamental Kokoh

Secara fundamental, BBRI dikenal memiliki rasio profitabilitas yang solid. Pertumbuhan laba bersih konsisten ditopang oleh pendapatan bunga yang stabil dan biaya operasional yang relatif terkendali. 

Model bisnis BBRI yang mengandalkan pembiayaan mikro memberikan margin bunga yang lebih tinggi dibandingkan segmen korporasi, sehingga membantu menjaga Net Interest Margin (NIM) tetap sehat.

Selain itu, kualitas aset BBRI terjaga dengan tingkat rasio kredit bermasalah (NPL) yang terkendali. Strategi digitalisasi melalui BRImo dan layanan perbankan berbasis teknologi juga berhasil meningkatkan efisiensi sekaligus memperluas basis nasabah.

Kinerja Keuangan BBRI pada1H25

Sumber: 1H25 Financial Update Presentation BBRI

Sayangnya, kinerja BBRI hingga semester I-2025 (1H25) terlihat menunjukkan perlambatan. Sepanjang paruh pertama tahun 2025, BBRI mencatatkan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non-pengendali (PATMI) sebesar Rp26,28 triliun, turun 11,5% YoY dari Rp29,70 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. 

Padahal dilihat dari top line-nya, pendapatan bunga dan pendapatan selain bunga masih mampu tumbuh masing-masing 2,6% YoY dan 10,4% YoY. Faktor utama penurunan laba BBRI adalah lonjakan beban pencadangan kerugian penurunan nilai (provision expenses) yang naik signifikan 25,8% YoY menjadi Rp23,27 triliun. 

Kenaikan tersebut mengindikasikan langkah konservatif manajemen dalam memperkuat cadangan risiko kredit, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi dan potensi perlambatan di segmen pembiayaan tertentu.

Selain itu, beban operasional juga meningkat 5,7% YoY, dipicu oleh kenaikan biaya pegawai, administrasi umum, dan biaya lainnya. Tekanan biaya ini berdampak pada penurunan laba operasi sebesar 9,2% YoY menjadi Rp35,01 triliun, yang pada akhirnya menekan kinerja laba bersih.

Sumber: 1H25 Financial Update Presentation BBRI

Lebih lanjut, dari sisi fungsi intermediasi, hingga akhir Juni 2025 BBRI berhasil mendorong penyaluran kredit tumbuh 6,0% YoY menjadi Rp1.416,6 triliun, didorong oleh ekspansi di berbagai segmen meski porsi kredit mikro terhadap total pinjaman sedikit turun dari 46,6% menjadi 44,7%. 

Dari sisi profitabilitas, Net Interest Margin (NIM) relatif stabil di level 7,8%, hanya terkoreksi tipis 0,1% YoY. Namun, Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) mengalami penurunan masing-masing menjadi 2,6% dan 16,6%, mencerminkan tekanan pada efisiensi laba.

Dari sisi kualitas kredit, rasio kredit bermasalah (NPL gross) tetap terjaga di 3,0%, sementara cost of credit sedikit turun menjadi 3,4%. Dari sisi pendanaan, CASA ratio meningkat menjadi 65,5% yang menunjukkan kualitas dana murah yang lebih baik.

Dividen Menarik bagi Investor

Salah satu daya tarik utama saham BBRI adalah konsistensinya dalam membagikan dividen tunai. Dengan posisi keuangan yang kuat, BBRI mampu menjaga payout ratio pada level yang kompetitif. Bagi investor yang mengincar passive income, dividen BBRI sering dianggap stabil, bahkan di periode ekonomi yang menantang.

Sumber: Investing

Secara historis, BBRI konsisten membagikan dividen setiap tahun, baik dalam bentuk dividen final (F) maupun interim (I). Dalam beberapa tahun terakhir, tren pembagian dividen cenderung meningkat secara nominal, dengan puncaknya pada April 2025 sebesar Rp208,40 per saham untuk dividen final, yang setara imbal hasil 9,04%.

Sejak tahun 2023, BBRI juga rutin membagikan dua kali dividen dalam setahun, yaitu interim di akhir tahun dan final di awal tahun berikutnya, sehingga memberikan arus kas rutin bagi pemegang saham. 

Meskipun nominal dan yield bervariasi mengikuti kinerja laba dan harga saham, data menunjukkan bahwa BBRI mempertahankan kebijakan dividen yang stabil dan menarik, menjadikannya salah satu saham perbankan dengan reputasi dividen yang solid di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Prospek Bisnis

BBRI memproyeksikan bahwa percepatan belanja pemerintah dan tren penurunan suku bunga dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di paruh kedua 2025. Kondisi ini diyakini akan memberikan efek positif terhadap permintaan kredit dan likuiditas perbankan.

Meski begitu, manajemen tetap mengambil langkah hati-hati, dengan perkiraan pertumbuhan kredit hingga akhir tahun kemungkinan berada di kisaran bawah dari target 2025, yakni sekitar 7–9% YoY. Sementara itu, Cost of Credit (CoC) diperkirakan akan mendekati atau sedikit melampaui batas atas panduan tahun ini, yakni 3–3,2%.

Bagi investor yang mencari saham berfundamental kuat, membayar dividen rutin, dan memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang, saham BBRI bisa menjadi salah satu yang layak dipertimbangkan. 

Namun, hal penting yang perlu diperhatikan adalah agar selalu memantau laporan keuangan terbaru serta perkembangan ekonomi makro agar keputusan investasi tetap dilakukan dengan bijak.

Disclaimer:

Informasi yang disajikan hanya untuk tujuan edukasi dan tidak dimaksudkan sebagai ajakan atau saran untuk membeli maupun menjual saham. Segala keputusan investasi saham memiliki risiko yang perlu dipahami, diantisipasi, dan menjadi tanggung jawab masing-masing investor.

Untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai dunia investasi, jangan lupa untuk follow media sosial BRI Danareksa Sekuritas: Instagram @bridanareksa, YouTube BRI Danareksa Sekuritas, TikTok @bridsofficial, dan Telegram BRIDS Official Channel. Stay updated!

Tertarik dengan saham BBRI dan potensinya di masa depan?
Dengan fundamental yang kuat dan rekam jejak dividen yang konsisten, BBRI tetap menjadi pilihan menarik bagi investor jangka panjang.