#ClientRequest #FundamentalReview
PGAS
Kinerja Keuangan
- Pada 1H25, PGAS membukukan pendapatan US$1,94 miliar (+5,4% YoY), sementara laba bersih turun 22,6% YoY menjadi US$144,4 juta akibat kenaikan beban pokok pendapatan 13,3% YoY menjadi US$1,62 miliar. Penurunan margin juga dipicu oleh rugi kurs US$15,96 juta, berbalik dari laba kurs di 1H24. Pembelian gas naik 23% YoY, menekan margin distribusi meski volume penjualan meningkat.
Prospek Perusahaan
- Kinerja PGAS diperkirakan membaik di semester II-2025 berkat tambahan pasokan gas dari skema swap multipihak (West Natuna dan South Sumatra Sellers) yang menambah pasokan domestik sekitar 71,8 BBTUD.
- Dukungan pemerintah dalam menjaga pasokan gas domestik dan ekspansi infrastruktur LNG akan memperkuat posisi PGAS sebagai subholding gas Pertamina. PGAS juga memperluas bisnis energi bersih, termasuk LNG, biomethane, dan hidrogen, untuk mendukung transisi energi nasional.
Harga dan Pergerakan Asing
- Harga saham terakhir Rp1.700 per saham, naik 5,5% YTD. Dalam sebulan terakhir, investor asing mencatat net sell Rp39 miliar (pembelian Rp557 miliar; penjualan Rp596 miliar).
Valuasi dan Rekomendasi
- PGAS saat ini diperdagangkan pada PER 8,64x, di bawah rata-rata industri 22x, menandakan valuasi masih undervalued. Dari segi PBV, PGAS berada di 0,66x, relatif undervalued dibandingkan industri.
- Jika menggunakan forecast PER 10x, maka target harga wajar = 1.700 × (10 ÷ 8,64) ≈ Rp1.970 per saham, memberikan potensi kenaikan sekitar 16% dari level saat ini.
- Dengan tambahan pasokan gas, stabilitas margin distribusi, dan valuasi yang masih menarik, PGAS direkomendasikan BUY sebagai saham utilitas dengan prospek pemulihan laba di semester II-2025.
Disclaimer On – BRI Danareksa Sekuritas