#ClientRequest #FundamentalReview
MOLI
Kinerja Keuangan
- Pada 1H25, MOLI mencatat kenaikan pendapatan 12% YoY menjadi Rp698 miliar dari Rp623 miliar di 1H24. Laba bersih melonjak 120% YoY menjadi Rp26 miliar (vs Rp13 miliar di 1H24), ditopang efisiensi produksi dan stabilnya harga jual etanol. Arus kas operasi juga positif Rp144 miliar, menunjukkan peningkatan efektivitas manajemen kas dan perputaran modal kerja.
Prospek Perusahaan
- Perseroan menyiapkan belanja modal (capex) sebesar Rp80 miliar pada 2025 untuk memperluas kapasitas produksi, meningkatkan efisiensi energi, dan memperkuat produk turunan etanol.
- MOLI menargetkan pendapatan Rp1,4 triliun tahun ini dengan memanfaatkan peluang ekspansi di sektor bioetanol, sejalan dengan dorongan pemerintah terhadap energi terbarukan dan pengurangan impor bahan bakar nabati.
Harga dan Pergerakan Asing
- Harga saham MOLI terakhir tercatat Rp270 per saham, naik 27% secara YTD. Dalam sebulan terakhir, investor asing mencatatkan net buy 100M, berasal dari pembelian 1B dan penjualan 954M. Aktivitas asing relatif terbatas, namun tren harga tetap positif seiring ekspektasi pertumbuhan industri bioetanol dan efisiensi pabrik baru.
Valuasi dan Rekomendasi
- MOLI saat ini diperdagangkan pada PER 31x, lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri 15,5x, yang mencerminkan ekspektasi pasar terhadap pertumbuhan laba jangka menengah. Sementara itu, PBV 0,63x jauh di bawah rata-rata industri 2,78x, menunjukkan valuasi aset yang masih undervalued.
- Jika disesuaikan ke PBV 1x, maka nilai wajar saham berada di sekitar Rp430 per saham, memberikan potensi kenaikan sekitar 59% dari harga saat ini.
Disclaimer On – BRI Danareksa Sekuritas