#ClientRequest #FundamentalReview
Kinerja Keuangan
- SSIA mencatatkan rugi bersih Rp32,34 miliar di 1H25, berbalik dari laba Rp19,43 miliar pada periode sama tahun lalu, akibat pelemahan pendapatan di segmen hotel dan konstruksi. Meski demikian, segmen properti & kawasan industri melalui proyek Subang Smartpolitan terus menjadi motor utama, dengan pipeline permintaan yang solid dari investor otomotif dan manufaktur.
Prospek dan Sentimen
- Grup Djarum kini menguasai 10,24% saham SSIA (setara 482 juta lembar) per 20 Agustus 2025, dan juga memiliki 36,5% kepemilikan di anak usaha SSIA, menandakan confidence strategis. Prajogo Pangestu juga tercatat berminat pada lahan industri SSIA.
- Penjualan lahan Subang Smartpolitan berpotensi meningkat seiring ekspansi BYD dan tenant global lain yang memborong lahan untuk basis EV dan supply chain.
- Pemangkasan The Fed & BI rate → menurunkan biaya pendanaan, mendukung sektor properti & kawasan industri.
- Stimulus Himbara Rp200T → mempermudah akses kredit, menjadi katalis penjualan lahan dan investasi infrastruktur.
- Meski segmen hotel masih tertekan, kombinasi properti + konstruksi memberi ruang pemulihan kinerja secara bertahap.
Harga dan Pergerakan Asing
- Saat ini SSIA berada di Rp1.840 dengan return YTD +63,84%. Dalam sebulan terakhir asing mencatatkan net sell Rp99 miliar (buy Rp435 miliar, sell Rp534 miliar), mengindikasikan adanya profit taking setelah rally signifikan, meski fundamental didukung oleh masuknya investor strategis domestik.
Valuasi dan Rekomendasi
- Valuasi relatif premium dengan P/E 89x (vs rerata 3Y 16x, industri 9,54x) dan PBV 1,56x (vs mean 3Y 0,82x & industri 1,0x). Namun, secara absolut, valuasi masih menarik karena berdasarkan pendekatan NAV fair price berada di Rp2.475, memberikan ruang upside ke depan meski secara rasio terlihat mahal.
Disclaimer On – BRI Danareksa Sekuritas