Investasi saham energi baru terbarukan semakin dilirik investor, apalagi ketika isu transisi energi kian menguat. Salah satu emiten berkaitan dengan bisnis ini adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO).
Saham PGEO kerap dianggap punya prospek cerah, mengingat bisnis panas bumi bukan sekadar tren sesaat, melainkan kebutuhan jangka panjang untuk mendukung ketahanan energi nasional.
Profil PGEO: Energi Hijau untuk Masa Depan
Seiring pertumbuhan populasi dunia, kebutuhan energi terus meningkat. Sayangnya, hal ini juga diikuti dengan naiknya emisi karbon yang memicu pemanasan global. Di titik inilah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) hadir, membawa peran penting sebagai salah satu penggerak transisi energi bersih di Indonesia.
Terletak di kawasan cincin api, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang sangat besar. Pemanfaatannya telah dimulai sejak 1974, dengan penemuan 70 wilayah panas bumi di berbagai daerah.
Sumber: Website Perseroan
Sebagai kelanjutan dari perjalanan panjang tersebut, akhirnya pada tahun 2006 PGEO resmi didirikan sebagai wujud komitmen Pertamina untuk menghadirkan energi hijau dan sampai sekarang berkontribusi pada sekitar 80% kapasitas energi panas bumi terpasang di Indonesia.
Komitmen PGEO tidak berhenti pada pengembangan kapasitas energi, tetapi juga sejalan dengan prinsip Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG). Saat ini PGEO telah memasok listrik untuk lebih dari 2 juta rumah tangga, sekaligus berkontribusi dalam pengurangan emisi hingga 9,7 juta tCOâ‚‚ per tahun.
Kinerja Keuangan PGEO 1H25
Keterangan (dalam ribuan USD) |
30 Juni 2025 |
30 Juni 2024 |
Pertumbuhan (%) |
Pendapatan |
204.850 |
203.769 |
+0,53% |
Beban Pokok Pendapatan & Beban Langsung Lainnya |
(83.849) |
(77.783) |
+7,80% |
Laba Bruto |
121.358 |
125.986 |
-3,67% |
Beban Umum dan Administrasi |
(12.042) |
(13.276) |
-9,29% |
Pendapatan Lain-lain, Bersih |
387 |
99 |
+290,91% |
Laba Usaha |
109.703 |
112.809 |
-2,75% |
Pendapatan Keuangan |
15.773 |
19.918 |
-20,82% |
(Rugi)/Laba Selisih Kurs |
(13.441) |
16.827 |
-179,89% |
Bagian Laba dari Ventura Bersama |
713 |
118 |
+504,24% |
Beban Keuangan |
(14.703) |
(11.168) |
+31,64% |
Laba Sebelum Pajak Penghasilan |
97.144 |
138.386 |
-29,82% |
Beban Pajak Penghasilan |
(28.482) |
(42.129) |
-32,37% |
Laba Tahun Berjalan |
68.932 |
96.257 |
-28,38% |
Laba Tahun Berjalan – Pemilik Entitas Induk |
68.956 |
96.272 |
-28,38% |
Laba Tahun Berjalan – Kepentingan Non-Pengendali |
(24) |
(15) |
+60,00% |
Laba Per Saham Dasar (USD) |
0,0017 |
0,0023 |
-26,09% |
Laba Per Saham Dilusian (USD) |
0,0016 |
0,0023 |
-30,43% |
Sumber: PGEO 1H25 Financial Statement, Compiled
Pendapatan PGEO pada paruh pertama 2025 tercatat sebesar USD 204,85 juta, relatif stabil dibandingkan periode yang sama tahun lalu (+0,53% YoY). Stabilnya pendapatan menunjukkan kontrak penjualan listrik panas bumi yang masih terjaga konsistensinya.
Namun, beban pokok pendapatan meningkat 7,8% YoY menjadi USD 83,85 juta. Kenaikan biaya ini membuat laba bruto turun 3,7% YoY menjadi USD 121,36 juta. Walaupun beban umum dan administrasi turun sekitar 9,3%, hal itu tidak cukup untuk menahan penurunan margin.
Dari sisi laba, PGEO mencatat laba usaha USD 109,7 juta, terkoreksi 2,8% dibanding 1H24. Pelemahan makin terlihat pada level laba sebelum pajak, yang merosot hampir 30% YoY menjadi USD 97,14 juta, dipengaruhi rugi selisih kurs serta kenaikan beban keuangan.
Alhasil, laba tahun berjalan hanya mencapai USD 68,93 juta, turun 28,4% YoY dari USD 96,26 juta pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini juga tercermin pada earning per share (EPS) yang menyusut dari USD 0,0023 menjadi USD 0,0017 per saham.
Secara keseluruhan, kinerja 1H25 PGEO menunjukkan pendapatan yang relatif stabil, namun tertekan oleh kenaikan biaya dan faktor non-operasional seperti rugi selisih kurs. Tantangan menjaga profitabilitas ke depan masih cukup besar, meski prospek jangka panjang dari bisnis panas bumi tetap menarik.
Potensi Bisnis Panas Bumi
Prospek jangka panjang PGEO dinilai semakin menarik karena didorong oleh pipeline proyek strategis, termasuk Hululais Unit 1 & 2 (110 MW), proyek co-generation 230 MW, serta eksplorasi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Tiga yang baru diresmikan.
Ditambah lagi, PLTP Lumut Balai Unit 2 sudah mulai beroperasi dan menambah pasokan listrik sebesar 55 MW ke jaringan nasional akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan Perseroan sepanjang tahun.
Semua proyek ini menjadi motor pertumbuhan kapasitas terpasang yang ditargetkan mencapai 1 GW dalam 2–3 tahun ke depan dan 1,7 GW pada 2033. Lebih dari sekadar bisnis, PGEO juga membawa nilai tambah dengan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasional, sekaligus mendukung target nasional menuju Net Zero Emission 2060.
Dengan kombinasi antara fundamental keuangan yang sehat, pipeline proyek besar, efisiensi operasional, serta tren global energi hijau, prospek bisnis panas bumi PGEO masih sangat menjanjikan dan membuka potensi keuntungan jangka panjang bagi para investornya.
Disclaimer:
Informasi yang disajikan hanya untuk tujuan edukasi dan tidak dimaksudkan sebagai ajakan atau saran untuk membeli maupun menjual saham. Segala keputusan investasi saham memiliki risiko yang perlu dipahami, diantisipasi, dan menjadi tanggung jawab masing-masing investor.
Untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai dunia investasi, jangan lupa untuk follow media sosial BRI Danareksa Sekuritas: Instagram @bridanareksa, YouTube BRI Danareksa Sekuritas, TikTok @bridsofficial, dan Telegram BRIDS Official Channel. Stay updated!
Siap mulai investasi dengan lebih percaya diri?
Buka akun di BRIGHTS by BRI Danareksa Sekuritas, klik button dibawah ini platform investasi yang aman, transparan, dan diawasi OJK.