Dalam dunia trading, baik saham, forex, maupun aset kripto, menjaga profit dan meminimalkan kerugian adalah kunci keberhasilan. Salah satu strategi populer yang digunakan trader berpengalaman adalah Trailing Stop. Dengan fitur ini, trader bisa melindungi keuntungan yang sudah diperoleh sekaligus membatasi risiko tanpa harus memantau harga setiap saat.
Artikel ini akan membahas secara lengkap pengertian trailing stop, cara kerjanya, manfaat, risiko, serta tips efektif penggunaannya dalam trading.
Apa Itu Trailing Stop?
Trailing Stop adalah fitur dalam trading yang memungkinkan posisi stop loss bergerak mengikuti arah harga sesuai jarak tertentu yang sudah ditentukan trader.
- Jika harga bergerak sesuai prediksi (naik untuk posisi beli, turun untuk posisi jual), maka level stop loss akan ikut menyesuaikan.
- Jika harga berbalik arah melawan prediksi, trailing stop akan berhenti di level terakhir, sehingga order stop loss otomatis tereksekusi.
Contoh:
Seorang trader membeli saham di harga Rp1.000 dan menetapkan trailing stop sebesar 10%. Jika harga naik ke Rp1.200, trailing stop otomatis naik menjadi Rp1.080. Jika harga berbalik turun ke Rp1.080, posisi akan ditutup otomatis, sehingga trader tetap mengunci keuntungan.
Manfaat Menggunakan Trailing Stop
- Mengunci Profit Secara Otomatis
Saat harga terus bergerak sesuai harapan, trailing stop akan menjaga agar profit yang sudah didapat tidak hilang. - Mengurangi Emosi dalam Trading
Trader tidak perlu panik saat harga bergerak, karena trailing stop bekerja otomatis sesuai pengaturan awal. - Melindungi Modal
Jika harga berbalik arah, trailing stop memastikan kerugian tetap terbatas sesuai toleransi risiko yang ditentukan. - Membiarkan Profit Berjalan
Alih-alih mengambil keuntungan terlalu cepat, trailing stop memungkinkan trader bertahan lebih lama di tren positif.
Risiko dan Kekurangan Trailing Stop
Meski bermanfaat, trailing stop juga memiliki kelemahan:
- Terlalu Ketat: Jika jarak trailing stop terlalu dekat, posisi bisa tertutup terlalu cepat meski tren sebenarnya masih berlanjut.
- Volatilitas Tinggi: Pada instrumen dengan fluktuasi besar, trailing stop bisa mudah tersentuh sehingga potensi profit maksimal tidak tercapai.
- Butuh Strategi yang Tepat: Trailing stop bukan jaminan profit, melainkan alat bantu. Tanpa analisis pasar, hasil bisa kurang optimal.
Cara Efektif Menggunakan Trailing Stop
- Tentukan Jarak yang Ideal
Jangan terlalu dekat agar tidak mudah tersentuh fluktuasi kecil, tapi juga jangan terlalu jauh sehingga risiko jadi besar. - Sesuaikan dengan Volatilitas Aset
Saham blue chip cenderung stabil, bisa gunakan trailing stop lebih ketat. Untuk saham gorengan atau kripto, gunakan jarak lebih longgar. - Gunakan Timeframe yang Sesuai
Trailing stop pada trading harian bisa lebih ketat dibanding swing trading atau investasi jangka menengah. - Kombinasikan dengan Analisis Teknis
Tentukan trailing stop berdasarkan support, resistance, atau indikator seperti ATR (Average True Range). - Disiplin dengan Rencana Trading
Jangan ubah trailing stop karena emosi atau spekulasi. Biarkan sistem bekerja sesuai strategi awal.
Contoh Penerapan Trailing Stop pada Saham BBRI
Misalnya, seorang investor membeli saham BBRI di harga Rp5.000 per lembar, dengan target jangka menengah. Untuk melindungi modal sekaligus mengunci profit, ia menggunakan Trailing Stop sebesar 5%.
Skenario 1: Harga Naik
- Harga naik ke Rp5.500 → trailing stop otomatis naik ke Rp5.225 (5% di bawah harga terbaru).
- Harga naik lagi ke Rp6.000 → trailing stop ikut naik ke Rp5.700.
- Jika harga tiba-tiba terkoreksi ke Rp5.700, posisi otomatis dijual dan investor tetap untung Rp700 per saham.
Skenario 2: Harga Turun
- Jika setelah pembelian di Rp5.000 harga justru turun, trailing stop tidak ikut bergerak karena hanya aktif mengikuti kenaikan harga.
- Jika harga langsung jatuh ke Rp4.750 (di bawah batas risiko 5%), maka stop loss akan menutup posisi dengan kerugian Rp250 per saham.
Keuntungan Strategi
- Profit tetap terkunci ketika harga naik.
- Kerugian terkendali sesuai toleransi risiko yang sudah ditentukan.
- Investor tidak perlu terus memantau pasar setiap jam, karena sistem bekerja otomatis.
Tips Menggunakan Trailing Stop di Saham Indonesia
- Sesuaikan dengan volatilitas saham
Untuk saham blue chip seperti BBRI, trailing stop bisa dipasang ketat (3–5%). Namun untuk saham lapis dua atau tiga yang volatil, bisa gunakan lebih longgar (7–10%). - Gunakan aplikasi sekuritas yang mendukung fitur auto order
Tidak semua sekuritas lokal memiliki fitur trailing stop. Pastikan platform trading Anda mendukungnya. - Kombinasikan dengan analisis teknikal
Misalnya, gunakan indikator support-resistance BBRI untuk menentukan batas trailing stop yang lebih realistis.
Kesimpulan
Trailing stop adalah strategi efektif untuk menjaga keuntungan sekaligus membatasi kerugian dalam trading. Dengan pemahaman yang tepat, trailing stop bisa membantu trader lebih disiplin dan mengurangi pengaruh emosi.
Namun, trailing stop bukanlah jaminan profit. Kunci utamanya tetap ada pada analisis pasar, manajemen risiko, dan konsistensi strategi. Gunakan trailing stop sebagai alat bantu, bukan sebagai satu-satunya strategi trading.
Untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai dunia investasi, jangan lupa untuk follow media sosial BRI Danareksa Sekuritas: Instagram @bridanareksa, YouTube BRI Danareksa Sekuritas, TikTok @bridsofficial, dan Telegram BRIDS Official Channel. Stay updated!
Mulai investasi sekarang klik button dibawah ini, kamu siap investasi untuk lebih cepat wujudkan merdeka finansial.