Industri pertambangan masih menjadi salah satu pilar penting perekonomian Indonesia, apalagi di tengah dorongan hilirisasi minerba dan meningkatnya kebutuhan energi. Di balik geliat sektor ini, ada sejumlah emiten jasa pertambangan yang mengambil peran strategis, salah satunya PT Petrosea Tbk. (PTRO).
Sebagai perusahaan dengan pengalaman panjang lebih dari lima dekade, PTRO tidak hanya hadir sebagai kontraktor pertambangan, tetapi juga terus memperluas kiprahnya ke bidang rekayasa, pengadaan, konstruksi (EPC), hingga jasa energi lepas pantai.
Lalu, bagaimana prospek saham PTRO di tengah dinamika industri yang terus berubah?
Profil Singkat PTRO
PT Petrosea Tbk adalah perusahaan multidisiplin yang bergerak di bidang kontrak pertambangan, EPC, serta jasa minyak & gas bumi dengan rekam jejak di Indonesia sejak 1972. Perusahaan berkomitmen penuh untuk mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dan aspek ESG sebagai kontinuitas dari strategi keberlanjutan.
Pada tahun 2019, Petrosea diseleksi oleh World Economic Forum sebagai satu-satunya perusahaan tambang dan satu-satunya perusahaan milik Indonesia yang masuk ke dalam Global Lighthouse Network berkat kesuksesan dalam mengimplementasikan teknologi Industri 4.0 untuk mendukung kinerja.
Keunggulan utama Petrosea terletak pada kemampuannya menghadirkan solusi menyeluruh, mulai dari jasa pertambangan, EPC, hingga logistik, yang didukung komitmen kuat terhadap keselamatan kerja, manajemen risiko, dan prinsip keberlanjutan.
Sumber: PTRO Annual Report 2024
Tidak hanya itu, Petrosea juga menjadi perusahaan rekayasa & konstruksi pertama di Indonesia yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 1990. Saat ini, PTRO dikendalikan oleh PT Kreasi Jasa Persada, yang merupakan anak usaha dari PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN).
Dalam perjalanannya, Petrosea terus memperkuat diversifikasi bisnis. Melalui Grup HBS, perusahaan merambah pasar Papua Nugini dan Australia dengan menghadirkan layanan jasa pertambangan, konstruksi, dan penyediaan alat berat.
Sementara melalui Grup Hafar, Petrosea membangun kapabilitas EPCI offshore terpadu untuk mendukung potensi industri migas lepas pantai serta hilirisasi minerba dan migas nasional.
Bagi Petrosea, keberhasilan bisnis tidak hanya diukur dari kinerja finansial, melainkan juga dari sejauh mana perusahaan mampu menjaga keberlanjutan, keselamatan, dan integritas.
Prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) menjadi fondasi penting dalam menjalankan setiap aktivitas, memastikan perusahaan tetap transparan, bertanggung jawab, dan independen di mata para pemangku kepentingan.
Dengan lebih dari lima dekade pengalaman, Petrosea telah menorehkan banyak pencapaian dan penghargaan, serta menjadikan reputasinya sebagai mitra strategis yang andal di industri pertambangan dan energi.
Ekspansi dan diversifikasi yang dilakukan saat ini semakin mempertegas posisi PTRO sebagai pemain utama yang adaptif dan berorientasi pada pertumbuhan berkelanjutan di sektor energi dan sumber daya alam.
Kinerja Keuangan PTRO 1H25
Keterangan |
1H25 (US$ ‘000) |
1H24 (US$ ‘000) |
Pertumbuhan YoY |
Pendapatan |
351.110 |
318.024 |
+10,40% |
Laba Kotor |
49.170 |
40.672 |
+20,86% |
Laba Sebelum Pajak |
4.998 |
3.136 |
+59,39% |
Laba Bersih Atribusi Induk |
1.076 |
1.322 |
-18,59% |
Laba per Saham Dasar (US$ penuh) |
0,0001 |
0,0013 |
N/A* |
Segmen |
1H25 (US$ ‘000) |
1H24 (US$ ‘000) |
Pertumbuhan YoY |
Konstruksi & Rekayasa |
159,335 |
141,241 |
+12,8% |
Penambangan |
158,552 |
130,572 |
+21,5% |
Jasa |
15,546 |
19,021 |
-18,3% |
Lain-lain |
1,342 |
1,234 |
+8,7% |
Subtotal (Overtime) |
334,775 |
292,068 |
+14,6% |
Penjualan Batubara |
16,335 |
25,956 |
-37,0% |
Total Pendapatan |
351,110 |
318,024 |
+10,4% |
Sumber: PTRO 1H25 Financial Statement, Compiled
Pada paruh pertama tahun 2025, PTRO mencatatkan kinerja yang cukup kontras. Dari sisi pendapatan, perusahaan berhasil membukukan kenaikan 10,4% YoY menjadi US$351,1 juta.
Lonjakan ini ditopang oleh kontribusi segmen penambangan (+21,5% YoY) dan konstruksi & rekayasa (+12,8% YoY). Meski demikian, terdapat tekanan dari penjualan batubara yang merosot 37% YoY serta penurunan pendapatan jasa sebesar 18,3% YoY.
Pertumbuhan top line perusahaan turut mendorong laba kotor naik 20,9% YoY, menandakan adanya efisiensi operasional. Bahkan, laba sebelum pajak melesat 59,4% YoY menjadi US$5 juta, sebuah sinyal bahwa bisnis inti perusahaan berjalan lebih kuat.
Namun, catatan penting muncul dari sisi beban pajak penghasilan, yang melonjak tajam dari US$1,61 juta pada 1H24 menjadi US$3,71 juta pada 1H25. Lonjakan beban pajak ini menjadi salah satu faktor utama yang menekan kinerja bottom line. Alhasil, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk justru turun 18,6% YoY.
Bagi investor, kondisi ini menunjukkan bahwa PTRO berhasil menjaga momentum pertumbuhan operasional, tetapi tekanan dari sisi perpajakan dan faktor non-operasional masih cukup besar.
Dengan strategi diversifikasi proyek dan eksposur yang kian meluas, saham PTRO bisa tetap menarik untuk horizon jangka menengah, meski investor perlu mewaspadai risiko terkait fluktuasi kurs dan kebijakan pajak.
Untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai dunia investasi, jangan lupa untuk follow media sosial BRI Danareksa Sekuritas: Instagram @bridanareksa, YouTube BRI Danareksa Sekuritas, TikTok @bridsofficial, dan Telegram BRIDS Official Channel. Stay updated!
Gunakan aplikasi BRIGHTS by BRI Danareksa Sekuritas untuk membeli saham, reksadana, dan obligasi dengan aman, mudah, dan transparan.