Saham PT Astra International Tbk. (ASII) menjadi salah satu saham unggulan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang kerap menjadi incaran investor jangka panjang. Sebagai salah satu konglomerat terbesar di tanah air, Astra tidak hanya dikenal lewat dominasinya di sektor otomotif, tetapi juga melalui diversifikasi bisnisnya yang luas.
Beberapa portofolio bisnis Astra selain otomotif dan mobilitas antara lain jasa keuangan, alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, agribisnis, infrastruktur, teknologi informasi, hingga properti.
Diversifikasi tersebut menjadikan kinerja Astra relatif stabil meskipun menghadapi fluktuasi ekonomi. Artikel ini akan mengupas tuntas fundamental dan prospek bisnis Astra.
Profil Singkat Astra
Didirikan pada 1957, PT Astra International Tbk telah terdaftar di BEI sejak 1990. Kini, Astra telah berkembang menjadi salah satu grup diversifikasi terbesar di Indonesia. Diversifikasi bisnis merupakan strategi utama Grup Astra untuk mendorong keberlanjutan dan ketahanan usaha dalam jangka panjang.
Dengan kegiatan usaha yang bergerak di berbagai sektor, Astra menempati posisi yang ideal untuk tumbuh bersama perekonomian Indonesia, yang memiliki prospek positif secara jangka panjang.
Fundamental Kokoh
Sumber: Laporan Tahunan ASII Tahun 2024
Secara fundamental, Astra International menunjukkan performa yang solid dalam jangka panjang. Sebagai tolok ukur, mari kita lihat beberapa indikator keuangan penting:
- Pendapatan dan Laba Bersih: Astra secara konsisten mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih. Hal ini didukung oleh penjualan yang kuat di segmen otomotif (mobil dan motor), serta kontribusi positif dari lini bisnis lainnya.
- Posisi Keuangan: Perusahaan ini memiliki neraca yang sehat dengan rasio utang yang terkendali. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengelola kewajiban finansialnya dan memiliki modal yang cukup untuk ekspansi bisnis di masa depan.
- Dividen: Astra dikenal sebagai salah satu emiten yang rajin membagikan dividen. Kebijakan dividen yang konsisten menjadi daya tarik tersendiri bagi investor yang mencari pendapatan pasif.
Kinerja Keuangan Astra pada 1H25
Kinerja Astra pada semester pertama 2025 memang sedikit tertekan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, sejalan dengan kondisi bisnis yang masih menantang.
Tekanan terutama datang dari harga batu bara yang lebih rendah serta pelemahan pasar mobil nasional, yang berpotensi membuat kinerja perseroan cenderung stagnan hingga akhir tahun.
Meski begitu, Astra tetap menunjukkan keyakinan lewat portofolio bisnisnya yang terdiversifikasi. Dengan disiplin keuangan, efisiensi operasional, dan strategi jangka panjang, perseroan diyakini masih memiliki ruang untuk menjaga stabilitas sekaligus mencari peluang pertumbuhan di masa mendatang.
Sumber: 1H25 Quaterly Update ASII
Sepanjang paruh pertama 2025, Astra mencatat kinerja yang terbilang solid meski ada sedikit tekanan di laba. Pendapatan konsolidasian naik tipis 2% menjadi Rp162,9 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, laba bersih inti justru turun 4% ke Rp16,0 triliun.
Sumber: 1H25 Quaterly Update ASII
Setelah memperhitungkan penyesuaian nilai wajar investasi di GoTo dan Hermina, angka laba bersih Astra terkoreksi 2% menjadi Rp15,5 triliun. Tekanan terbesar datang dari bisnis jasa penambangan, pertambangan batu bara, dan otomotif yang kontribusinya melemah.
Untungnya, diversifikasi bisnis Astra kembali membuktikan ketahanannya. Beberapa lini usaha lain justru tampil lebih kuat, terutama jasa keuangan, infrastruktur, dan agribisnis, yang membantu menjaga kinerja perseroan tetap tangguh secara keseluruhan.
Dividen Menarik bagi Investor
Ex-Dividend Date |
Dividend |
Type |
Payment Date |
Yield |
May 21, 2025 |
308.00 |
F |
Jun 05, 2025 |
8.35% |
Oct 14, 2024 |
98.00 |
I |
Oct 31, 2024 |
10.23% |
May 14, 2024 |
421.00 |
F |
May 30, 2024 |
10.23% |
Oct 12, 2023 |
98.00 |
I |
Oct 31, 2023 |
10.74% |
May 05, 2023 |
552.00 |
F |
May 19, 2023 |
9.70% |
Oct 12, 2022 |
88.00 |
I |
Oct 31, 2022 |
4.32% |
May 09, 2022 |
194.00 |
F |
May 20, 2022 |
3.16% |
Oct 08, 2021 |
45.00 |
I |
Oct 29, 2021 |
2.32% |
May 03, 2021 |
87.00 |
F |
May 25, 2021 |
4.93% |
Oct 07, 2020 |
27.00 |
I |
Oct 27, 2020 |
3.98% |
Jun 25, 2020 |
157.00 |
F |
Jul 10, 2020 |
4.28% |
Oct 07, 2019 |
57.00 |
I |
Oct 30, 2019 |
3.29% |
May 07, 2019 |
154.13 |
F |
May 24, 2019 |
2.88% |
Oct 05, 2018 |
60.00 |
I |
Oct 31, 2018 |
2.69% |
May 04, 2018 |
130.00 |
F |
May 25, 2018 |
2.54% |
Oct 03, 2017 |
55.00 |
I |
Oct 27, 2017 |
2.12% |
May 02, 2017 |
113.00 |
F |
May 19, 2017 |
1.88% |
Sep 27, 2016 |
55.00 |
I |
Oct 21, 2016 |
1.99% |
May 09, 2016 |
113.00 |
F |
May 27, 2016 |
2.66% |
Sep 28, 2015 |
64.00 |
I |
Oct 21, 2015 |
3.89% |
May 07, 2015 |
152.00 |
F |
May 29, 2015 |
2.94% |
Oct 15, 2014 |
64.00 |
I |
Oct 31, 2014 |
3.38% |
May 23, 2014 |
152.00 |
F |
Jun 12, 2014 |
2.84% |
Oct 11, 2013 |
64.00 |
I |
Oct 31, 2013 |
3.15% |
May 21, 2013 |
150.00 |
F |
Jun 07, 2013 |
3.00% |
Oct 19, 2012 |
66.00 |
I |
Nov 07, 2012 |
2.49% |
May 21, 2012 |
1380.00 |
F |
Jun 06, 2012 |
2.89% |
Sumber: Investing
Astra dikenal sebagai salah satu emiten blue chip yang konsisten membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Jika melihat historinya sejak 2012, perseroan secara rutin membagikan dividen interim (I) dan final (F) setiap tahun, dengan tren nominal yang cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2025, Astra mengumumkan dividen final sebesar Rp308 per saham dengan yield 8,35%, setelah sebelumnya pada Oktober 2024 membagikan dividen interim Rp98 per saham dengan yield lebih dari 10%.
Kebijakan dividen yang stabil ini mencerminkan solidnya fundamental dan disiplin keuangan perusahaan, meskipun kinerja laba bersih sempat tertekan oleh faktor eksternal seperti harga batu bara yang lebih rendah maupun pelemahan pasar otomotif.
Bagi investor jangka panjang, pola pembagian dividen Astra menjadi daya tarik tersendiri karena memberikan aliran pendapatan yang relatif terjaga, sekaligus menunjukkan komitmen manajemen dalam mengembalikan nilai kepada pemegang saham.
Prospek Bisnis
Memasuki paruh kedua 2025, prospek Astra diperkirakan masih akan menghadapi tantangan. Kinerja perseroan di semester pertama menunjukkan adanya tekanan, terutama akibat harga batu bara yang lebih rendah dan melemahnya pasar mobil nasional.
Penjualan mobil secara nasional menurun 9% menjadi 375.000 unit pada semester pertama 2025. Pangsa pasar Astra menurun dari 57% menjadi 54%. Penjualan sepeda motor secara nasional menurun 2% menjadi 3,1 juta unit pada semester pertama 2025. Pangsa pasar PT Astra Honda Motor relatif stabil di 77%.
Faktor tersebut dinilai berpotensi membuat laju kinerja Astra di sisa tahun ini relatif sama seperti paruh pertama. Meski begitu, portofolio Astra yang terdiversifikasi tetap menjadi penopang penting.
Dengan menjaga disiplin keuangan dan efisiensi operasional, perseroan diyakini mampu mempertahankan stabilitas di tengah kondisi pasar yang tidak mudah. Lebih dari itu, strategi jangka panjang yang terus difokuskan pada pencarian peluang pertumbuhan memberi sinyal bahwa Astra masih memiliki ruang untuk tetap relevan dan tangguh ke depan.
Disclaimer:
Informasi yang disajikan hanya untuk tujuan edukasi dan tidak dimaksudkan sebagai ajakan atau saran untuk membeli maupun menjual saham. Segala keputusan investasi saham memiliki risiko yang perlu dipahami, diantisipasi, dan menjadi tanggung jawab masing-masing investor.
Untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai dunia investasi, jangan lupa untuk follow media sosial BRI Danareksa Sekuritas: Instagram @bridanareksa, YouTube BRI Danareksa Sekuritas, TikTok @bridsofficial, dan Telegram BRIDS Official Channel. Stay updated!
Mulai investasi sekarang klik button dibawah ini, kamu siap investasi untuk lebih cepat wujudkan merdeka finansial.