Industri telekomunikasi di Indonesia terus berkembang seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap layanan digital. Salah satu emiten yang menjadi tulang punggung sektor ini adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM)
Dengan posisi sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, saham TLKM kerap menjadi incaran investor jangka panjang. Artikel ini akan membahas peluang bisnis TLKM, prospek pertumbuhan, hingga strategi investasi yang bisa dipertimbangkan oleh investor.
Profil Singkat Telkom
Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 240 Tahun 1961 tentang Pendirian Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi, Pemerintah Indonesia mendirikan Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel).
Selanjutnya PN Postel dipecah menjadi PN Pos dan Giro dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi) sesuai PP No. 30 tanggal 6 Juli 1965. Tanggal ini menjadi dasar penentuan hari ulang tahun Telkom Indonesia.
PN Telekomunikasi dipecah menjadi dua entitas di tahun 1974, yaitu Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) dan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI). Perumtel kemudian berubah menjadi Perseroan terbatas milik negara dengan nama resmi PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau Telkom pada tahun 1991.
Di tahun 1995, Telkom menjadi perusahaan terbuka yang terdaftar di BEI dan NYSE, dengan nilai kapitalisasi pasar yang dicapai hingga akhir tahun 2024 sebesar Rp268 triliun di BEI dan US$16,81 miliar di NYSE.
Sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, Telkom memiliki 13 entitas anak dengan kepemilikan langsung dan aktif beroperasi, 31 entitas anak dengan kepemilikan tidak langsung, serta 8 entitas afiliasi.
Pertumbuhan Moderat dengan Tantangan Margin
Sumber: Laporan Tahunan TLKM Tahun 2024
Secara tren, kinerja Telkom Indonesia (TLKM) menunjukkan pertumbuhan yang konsisten dalam beberapa tahun terakhir, meski laju kenaikannya cenderung moderat.
Pendapatan terus meningkat dari Rp136,46 triliun pada 2020 menjadi hampir Rp150 triliun di 2024, mencerminkan stabilnya permintaan layanan telekomunikasi dan digital.
Namun, dari sisi profitabilitas, terlihat adanya tekanan. EBITDA yang sempat mencapai Rp78,99 triliun di 2022 mulai menurun hingga Rp75,03 triliun di 2024. Hal serupa juga tampak pada laba bersih dan laba per saham yang sejak 2022 cenderung terkoreksi.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa meskipun Telkom masih mampu menjaga pertumbuhan pendapatan, tantangan utama ke depan adalah meningkatkan efisiensi operasional agar profitabilitas bisa kembali menguat.
Kinerja Keuangan Telkom pada 1H25
Pada paruh pertama 2025, ekonomi Indonesia masih menghadapi pemulihan yang tidak merata dengan tekanan pada konsumsi masyarakat, penjualan ritel, dan sektor manufaktur. Meski demikian, dorongan fiskal melalui peningkatan belanja modal pemerintah mulai memberikan sinyal positif yang dapat memperkuat prospek di semester kedua.
Sumber: 1H25 Info Memo TLKM
Di tengah kondisi tersebut, Telkom terus menunjukkan ketahanan dan fokus strategis di tengah lingkungan usaha yang masih penuh tantangan dan kompleks. Pada 1H25, Telkom mencatat penurunan moderat sebesar 3,0% YoY dalam pendapatan konsolidasian menjadi Rp73,0 triliun.
EBITDA konsolidasian tercatat sebesar Rp36,1 triliun, turun 4,7% YoY, dengan margin EBITDA 49,5%, sedikit di bawah kisaran panduan perusahaan sebesar 50–52%. Laba bersih mencapai Rp11,0 triliun, melemah 6,7% YoY, dengan margin laba bersih 15,0%. Kinerja ini mencerminkan tekanan yang berlanjut akibat lemahnya daya beli konsumen dan kondisi makroekonomi yang masih menantang.
Meski profitabilitas tertekan, bisnis digital Telkomsel tetap solid dengan kontribusi lebih dari 90% pendapatan seluler, dan IndiHome masih mampu menambah hampir 450 ribu pelanggan baru di 1H25. Hal ini mencerminkan strategi transformasi Telkom yang mulai menunjukkan hasil positif meski tantangan makroekonomi masih membayangi.
Peluang Bisnis Telkom di 2025
Pada 2025, Telkom menargetkan pertumbuhan pendapatan dalam kisaran single digit rendah dengan margin EBITDA stabil di 50%–52% serta alokasi belanja modal 15%–20% dari pendapatan. Target ini mencerminkan optimisme perusahaan untuk tetap tumbuh solid di tengah kondisi makro yang menantang.
Kunci utama pencapaiannya terletak pada strategi Five Bold Moves (5BM) yang menitikberatkan pada akselerasi digitalisasi dan penguatan investasi di tiga lini utama: digital connectivity, digital platform, dan digital services.
Digitalisasi sendiri menjadi peluang besar bagi Telkom karena mampu mendorong efisiensi dan kemajuan di berbagai sektor, mulai dari pendidikan, kesehatan, keuangan, hingga layanan publik.
Infrastruktur konektivitas yang luas dan andal, dipadukan dengan platform digital yang mumpuni serta layanan digital yang relevan, menjadi fondasi penting untuk menciptakan ekosistem digital yang terintegrasi. Hal ini tidak hanya mendukung pembangunan masyarakat digital, tetapi juga mempercepat transformasi ekonomi Indonesia.
Peluang signifikan juga datang dari peluncuran Telkomsel One, sebuah sistem billing terintegrasi yang menyatukan layanan internet rumah dan seluler dalam satu ekosistem. Kehadiran layanan ini diyakini mampu menghadirkan pengalaman digital yang lebih seamless sekaligus menjadi katalis baru bagi pertumbuhan segmen B2C.
Di sisi lain, lini bisnis B2B juga menawarkan potensi besar bagi Telkom. Fokus diarahkan pada layanan bernilai tambah tinggi dan bersifat recurring, seperti enterprise solutions yang mencakup integrasi sistem, manajemen layanan IT, serta layanan Customer Relationship Management (CRM). Selain itu, Telkom juga mempercepat kolaborasi strategis di bisnis data center, yang dinilai menjadi tulang punggung pertumbuhan B2B di masa mendatang.
Dengan dukungan program-program pemerintah yang mendorong akselerasi ekonomi digital nasional, Telkom berada pada posisi yang kuat untuk menangkap peluang pertumbuhan baru. Kombinasi strategi transformasi, inovasi produk, serta ekosistem digital yang semakin terintegrasi menjadikan Telkom sebagai salah satu pemain utama dalam mengawal digitalisasi Indonesia di tahun-tahun mendatang.
Strategi Investasi Saham TLKM
Bagi investor, ada beberapa pendekatan yang bisa dipertimbangkan dalam berinvestasi di saham TLKM:
1. Investasi Jangka Panjang (Value Investing)
TLKM cocok dijadikan portofolio jangka panjang karena memiliki fundamental kuat, potensi pertumbuhan stabil, serta konsistensi dalam memberikan dividen.
2. Investasi Jangka Menengah
Dengan tren digitalisasi yang semakin masif, TLKM bisa memberikan peluang capital gain seiring kenaikan permintaan layanan internet dan ekspansi bisnis digital.
3. Strategi Dividen Investing
Investor yang mengutamakan arus kas tetap dapat memanfaatkan TLKM sebagai saham pembagi dividen rutin, terutama karena perusahaan punya rekam jejak stabil dalam hal ini.
Disclaimer:
Informasi yang disajikan hanya untuk tujuan edukasi dan tidak dimaksudkan sebagai ajakan atau saran untuk membeli maupun menjual saham. Segala keputusan investasi saham memiliki risiko yang perlu dipahami, diantisipasi, dan menjadi tanggung jawab masing-masing investor.
Untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai dunia investasi, jangan lupa untuk follow media sosial BRI Danareksa Sekuritas: Instagram @bridanareksa, YouTube BRI Danareksa Sekuritas, TikTok @bridsofficial, dan Telegram BRIDS Official Channel. Stay updated!
Mulai investasi sekarang klik button dibawah ini, kamu siap investasi untuk lebih cepat wujudkan merdeka finansial.