#ClientRequest #FundamentalReview
Kinerja Keuangan
- Pada 1H25, TOBA mencatat kerugian bersih Rp1,8 triliun akibat divestasi aset PLTU, sejalan dengan strategi transformasi menuju energi berkelanjutan. Sebelumnya, laba bersih meningkat signifikan pada 2024 menjadi Rp462,7 miliar setelah turun tajam di 2023 menjadi Rp121,9 miliar, sementara periode 2020–2022 mencatat pertumbuhan pendapatan seiring lonjakan harga komoditas global.
Katalis & Prospek
- Proyek EBT: PLTMH Sumber Jaya & PLTS Terapung Tembesi mulai operasional 2025 dan terdapat dan proyek dengan total 370 MW hingga 2030
- Ekosistem EV: Kolaborasi dengan GoTo melalui Electrum; produksi motor listrik & pabrik mendukung pertumbuhan pendapatan jangka panjang.
- Diversifikasi Bisnis Berkelanjutan: Pengelolaan limbah medis & elektronik meningkatkan reputasi ESG dan potensi pendapatan baru.
- Katalis Harga Batu Bara: Kenaikan Batu Bara Acuan +6,4% per September 2025 berpotensi positif bagi pendapatan TOBA.
Valuasi
- PBV TOBA saat ini 2,85x, di atas rerata industri energi Indonesia 1,91x dan jauh di atas rerata 3 tahun TOBA sendiri 0,75x, menunjukkan valuasi relatif tinggi (overvalued) seiring ekspektasi pasar terhadap transformasi dan pertumbuhan pendapatan di masa depan.
Disclaimer On - BRI Danareksa Sekuritas