#ClientRequest #FundamentalReview
MSIN
Kinerja Keuangan
- MSIN membukukan pendapatan Rp1,88 triliun di 1H25 (+14,7% YoY) dengan kontribusi terbesar dari Content & IP (49%) dan OTT (20%). EBITDA mencapai Rp520 miliar (+6,6% YoY), mencerminkan margin stabil sekitar 27–28%. Laba bersih tercatat Rp317 miliar (+4,3% YoY). Perusahaan juga memiliki aset konten besar (300 ribu jam digital library) dan fasilitas Movieland 21 ha yang memberi efisiensi biaya produksi ~20%.
Prospek Perusahaan
- Ekspansi OTT: RCTI+ dan Vision+ sudah menggaet 4,1 juta pelanggan, mendekati pemain besar seperti Vidio (~4,7 juta) dan Netflix (~4,2 juta).
- Pendanaan Baru: Private placement hingga 6,07 miliar saham berpotensi mengumpulkan ±Rp3,2 triliun untuk mendukung konten, distribusi, MCN, dan agensi.
- Global Advisor: Penunjukan strategic advisor eks-Disney+ dan TikTok untuk memperkuat ekspansi internasional dan kemitraan global.
- Bundling Strategis: Integrasi paket OTT dengan operator telekomunikasi (MNO/ISP) untuk mendorong peningkatan ARPU dan user stickiness.
- Diversifikasi Bisnis: Model ekosistem (OTT, Content, MCN, Agency) mengurangi risiko siklikal industri hiburan.
- Risiko Utama: Konsumsi OTT masih siklikal, tergantung event besar (misalnya sepak bola nasional).
Harga dan Pergerakan Asing
- Harga terakhir MSIN tercatat Rp530, turun -37% YTD. Dalam sebulan terakhir, investor asing mencatatkan pembelian Rp294 miliar dan penjualan Rp266 miliar, menghasilkan net buy Rp28 miliar.
Valuasi dan Rekomendasi
- MSIN saat ini diperdagangkan pada 77,3x P/E dan 8,6x P/S, relatif premium dibanding rata-rata sektor (67,8x P/E; 8,6x P/S). Valuasi yang tinggi merefleksikan potensi pertumbuhan dari ekspansi OTT dan konten digital. Dengan dukungan grup MNC dan rencana ekspansi internasional, MSIN dipandang sebagai proxy pertumbuhan digital & hiburan di Indonesia.
Disclaimer On – BRI Danareksa Sekuritas